..::Selamat Datang di Blog Kerohanian Islam SMA Negeri 1 Tawangsari - Sukoharjo::..

Selasa, 03 Mei 2011

Muslimah Jago Masak

Ukhti. . apa yang terlintas dibenak kita tentang Farah Quinn?? Jago masak. That’s right. Udah cantik, pinter masak lagi. Kita pasti pengin juga kan jadi wanita yang cantik, shalihah, pinter masak lagi. Tapi gimana dong, kalau kita nggak bisa masak??Waduh, bisa repot dong kalau seandainya udah nikah nanti. Nah, berikut ini ada beberapa hal yang Insya Allah bisa membantu para kaum hawa yang mungkin belum bisa masak atau yang pengin meningkatkan kemampuannya dalam hal masak-memasak. Check this out..
Teruslah Berlatih
Ada pepatah mengatakan, practice makes perfect. Begitu pula dengan memasak. Jika sejak kecil atau masih gadis seorang wanita rajin membantu ibunya di dapur, insyaallah ia akan lebih mengetahui urusan dapur alias masak-memasak. Kalau sampai menikah ternyata masih belum pintar masak, maka banyak-banyaklah berlatih untuk memasak menu harian. Menanak nasi pun perlu berlatih, agar tidak gosong atau kurang air (mlethis-Jawa). Demikian juga masak sayur, agar bisa pas di lidah, maka kita harus belajar mengenal dan meracik bumbu untuk berbagai macam sayur. Jangan malu untuk banyak bertanya pada orang yang lebih tahu urusan masak. Misalnya ibu, kakak, tetangga, tukang sayur, atau siapa saja. Bertanyalah tentang berbagai resep sederhana pada mereka. Bisa pula kita mempraktikkan resep masakan yang ada dalam buku atau majalah. Mulailah dari resep yang bahan dan cara membuatnya paling sederhana.
Buang Rasa Malas
Adakalanya seorang wanita tidak pintar masak karena berawal dari rasa malas. Mau masuk ke dapur saja malas. Masuk ke dapur kalau ingin mengambil makanan saja. Ada juga sebagian wanita yang menjunjung tinggi asas ‘repot’, mengatakan, “Mending jajan, beli ‘matengan’, tidak perlu repot-repot”. Memang beli ‘matengan’ adalah cara yang praktis. Tapi kalau begitu terus setiap hari, apakah tidak boros? Emm… kalau sudah menikah dan masih berdua dengan suami mungkin belum begitu terasa. Bagaimana kalau anak sudah empat atau lima? Apa iya, masih mau jajan terus? Memang, untuk memasak kita perlu repot sedikit. Mempersiapkan segala sesuatunya, dari perapian, peralatan sampai bahan, dan nanti kalau sudah selesai harus membersihkan atau membereskan semuanya. Melelahkan, memang. Tapi begitulah tugas ibu rumah tangga. Namun, kelelahan itu akan segera berganti kebanggaan dan kebahagiaan, tatkala seorang ibu melihat suami dan anak-anaknya menyantap masakannya dengan lahap. Untuk yang belum pintar masak, jangan malas untuk terus berlatih. Setelah terbiasa, nanti akan terbukti bahwa memasak itu bukanlah hal yang sulit.
Niatkan Untuk Ibadah
Bukankah Rasulullah bersabda bahwa jihad seorang wanita adalah di rumahnya? Mengurus rumah tangga, termasuk mengasuh anak dan memasak adalah ladang jihad bagi wanita. Semua tidak akan sia-sia bila dilakukan dengan ikhlas. Jika diniatkan untuk ibadah, insyaallah segala rasa lelah yang kita rasakan akan berbuah pahala.
Masak Bersama
Kadang, seorang laki-laki, misalnya kakak atau ayah, malah lebih pintar memasak daripada wanita . Karena itu sekali-sekali perlu diadakan acara "masak bersama". Selain untuk menambah keharmonisan, kegiatan ini juga bisa dijadikan sarana untuk menularkan kepandaian memasak sang ayah atau kakak pada kita sebagai wanita . Jika ayah atau kakak laki-laki kita tidak pintar masak pun, kegiatan masak bersama tetap asyik dilakukan, karena disitu keduanya akan sama-sama belajar. Walaupun memasak adalah tugas seorang wanita atau istri, tapi tak ada salahnya bila laki-laki juga belajar masak. Jadi, jika kelak istri sedang berhalangan, misalnya sakit atau melahirkan, sang suami bisa menggantikan posisi sebagai koki rumah tangga untuk sementara.
Jangan Asal Enak
Satu lagi yang perlu diperhatikan dalam hal masak-memasak. Seringkali untuk "mengakali" rasa yang kurang mantap, kita kemudian membubuhkan penyedap rasa yang banyak dalam masakan. Padahal, sebagaimana kita ketahui, penyedap rasa kimia (MSG) adalah salah satu zat karsinogenik atau pemicu kanker. Karena itu, kalau bisa sebaiknya dihindari atau diminimalkan penggunaannya. Demikian juga makanan-makanan instan yang banyak mengandung penyedap rasa, misalnya mie instan, sebaiknya tidak terlalu sering dijadikan menu harian. Produk-produk instan, selain mengandung MSG, kadang juga mengandung zat pengawet dan pewarna, yang juga bersifat karsinogenik. Tanpa MSG pun, masakan bisa tetap enak, asal bumbunya proporsional. Masak sup atau soto misalnya, tanpa MSG bisa tetap enak dengan menggunakan kaldu asli yang sudah dimasak/dipanaskan cukup lama. Untuk "memantapkan" rasa, bisa dibubuhkan sedikit gula pasir sebelum masakan dihidangkan. Demikian beberapa hal yang berkaitan dengan masak-memasak. So, buat kita para wanita mulai sekarang jangan malas buat ke dapur ya… Tidak ada kata terlambat untuk terus belajar dan terus berlatih. Dengan kita pintar masak, itu bisa jadi poin plus sendiri buat kita. Semoga bermanfaat…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar