..::Selamat Datang di Blog Kerohanian Islam SMA Negeri 1 Tawangsari - Sukoharjo::..

Minggu, 30 Mei 2010

Rancangan Terbesar Alam Semesta

Terdapat hukum-hukum dasar yang tidak dapat berubah di alam semesta, yang mempengaruhi seluruh makhluk yang bernyawa atau pun yang tak bernyawa. Hukum-hukum tersebut merupakan bukti yang menggambarkan kesempurnaan dalam penciptaan alam semesta sebagaimana makhluk hidup yang sempurna, yang hidup di dalamnya. Saat ini, petunjuk tersebut dihadapkan kepada kita sebagai hukum-hukum fisika yang begitu banyak ditemukan oleh para fisikawan. Hukum yang secara resmi diterima sebagai "hukum fisika" tak lain dari bukti kesempurnaan ciptaan Allah.
Mari kita lihat beberapa contoh kesempurnaan rancangan di alam semesta.
Misalnya, mari kita telaah salah satu dari banyak sifat air hujan: "kekentalan air."
Cairan yang berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda pula. Namun, kekentalan air sangat sempurna untuk digunakan seluruh makhluk. Jika kekentalannya lebih tinggi sedikit dari itu, tumbuhan tidak akan dapat menggunakannya untuk membawa zat-zat makanan yang penting untuk kelangsungan hidup mereka melalui pembuluh halusnya.
Jika kekentalan air kurang dari jumlah seharusnya itu, aliran sungai akan sangat berbeda, sehingga bentuk pegunungan pun akan berubah, lembah dan dataran tinggi tidak akan terbentuk, dan bebatuan tidak akan lapuk membentuk tanah.
Air juga mendukung peredaran sel darah merah yang mempertahankan tubuh kita melawan makhluk amat kecil di dalam tubuh dan zat-zat berbahaya. Jika kekentalan air lebih besar, pergerakan sel-sel di dalam pembuluh akan sangat mustahil, jantung akan meluap ketika memompa darah dan mungkin mengalami kegagalan untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan untuk kerja ini.
Bahkan contoh-contoh sesedikit ini saja sudah cukup menggambarkan bahwa air itu adalah cairan yang telah dengan khusus dirancang untuk makhluk hidup. Allah, ketika menyebutkan air, menyatakan dalam sebuah ayat:
Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untukmu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagimu dengan air hujan itu tanam-tanaman: zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada hal demikian benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Surat an-Nahl: 10-11)

Keseimbangan Gaya-Gaya
Apa yang terjadi jika gravitasi (gaya tarik bumi) lebih besar dari sekarang? Berlari dan berjalan menjadi mustahil. Manusia dan hewan akan mengeluarkan jauh lebih banyak energi untuk bergerak, yang akan mengurangi sumber daya tenaga bumi. Bagaimana jika gaya tarik bumi kurang kuat? Benda ringan pun tidak akan mampu mempertahankan keseimbangan mereka. Misalnya, serpihan debu yang dibawa oleh hembusan angin akan mengambang di udara dalam waktu lama. Kecepatan tetesan hujan akan menurun, dan tetesan itu mungkin akan menguap sebelum mencapai tanah. Sungai-sungai akan mengalir lebih lambat sehingga arus listrik tidak akan diperoleh dengan tingkat yang sama.
Semuanya berakar pada tarikan massa gravitasi. Hukum gravitasi Newton menyatakan bahwa tekanan tarik gravitasi antara benda-benda tergantung pada massa mereka dan jarak antara mereka. Karena itu, jika jarak antara dua bintang meningkat tiga kali, maka gaya gravitasi akan menurun sebesar sembilan kali, atau jika jaraknya menurun setengahnya, gaya gravitasi akan membesar 4 kali lipat.
Hukum ini membantu menjelaskan letak bumi, bulan dan planet saat ini. Jika hukum gravitasi berbeda, misalnya, jika gaya gravitasi meningkat ketika jaraknya menjauh, maka garis edar planet tidak akan berbentuk bulat lonjong dan planet-planet itu akan jatuh ke matahari. Jika gravitasi melemah, bumi akan berada pada kedudukan yang tetap jauh terhadap matahari. Jadi, jika gaya gravitasi tidak memiliki nilai yang tepat, maka bumi akan menabrak matahari atau bahkan hilang di angkasa yang luas.
Bagaimana Jika Besar Konstanta Planck Berbeda?
Kita menjumpai bentuk energi yang berbeda sepanjang waktu. Misalnya, panas yang kita rasakan di depan api pun telah diciptakan dengan keseimbangannya yang rumit.
Dalam fisika, energi dianggap memancar tidak dalam bentuk gelombang, melainkan dalam jumlah tertentu yang disebut "kuantum." Dalam memperhitungkan energi yang terpancar, nilai tertentu yang tak berubah yang disebut Konstanta Planck digunakan di sini. Angka ini secara umum cukup kecil sehingga dapat diabaikan. Angka ini adalah salah satu bilangan dasar dan tak berubah di alam, yang rata-rata dinyatakan sebagai 6.626x10-34. Dalam setiap keadaan yang menyangkut pancaran energi (radiasi), jika energi suatu foton dibagi dengan frekuensinya, hasilnya akan selalu sama dengan konstanta ini. Seluruh bentuk energi elektromagnetik (magnet listrik), yakni panas, cahaya, dan lain-lain, ditentukan oleh Konstanta Planck.
Jika bilangan yang sangat kecil ini berbeda ukurannya, maka panas yang kita rasakan di depan api dapat menjadi jauh lebih panas. Di satu sisi, api yang terkecil bisa mengandung energi yang cukup untuk membakar kita; sebaliknya, bola api raksasa seukuran matahari sekali pun bisa takkan cukup untuk menghangatkan bumi.
Gaya Gesek
Gaya gesek pada umumnya dianggap merugikan, karena gaya ini terjadi ketika kita menggerakkan sesuatu dalam keseharian kita. Namun, bagaimana jadinya dunia ini jika gaya gesek benar-benar tidak ada? Pena dan kertas akan meluncur dari tangan kita dan jatuh ke meja terus ke lantai, meja akan terpeleset ke pojok ruangan, singkatnya, seluruh benda akan terjatuh dan berguling hingga segalanya pada akhirnya berhenti di tempat terendah. Dalam dunia tanpa gesekan, seluruh ikatan akan terbuka, mur dan paku akan terlepas, tak ada mobil yang pernah bisa direm, sementara suara pun tidak akan pernah diam, melainkan terus menggema tak henti.
Seluruh hukum fisika ini merupakan bukti nyata bahwa alam semesta, sebagaimana halnya semua makhluk di dalamnya, merupakan hasil suatu rancangan ilahi. Dan memang, hukum fisika tidak lain hanyalah penjelasan dan penggambaran manusia akan keteraturan ilahi yang Allah ciptakan. Allah telah menciptakan hukum aturan yang tak berubah di alam semesta dan menciptakannya untuk kepentingan manusia sehingga manusia dapat merenungkannya serta memahami kebesaran Allah dan bersyukur atas nikmat-Nya.
Kita dapat terus memberikan contoh yang tak terhingga untuk menggambarkan keteraturan ciptaan Allah. Setiap yang diciptakan sejak terbentuknya alam semesta jutaan tahun yang lalu telah dijadikan, tak lain dengan seluruh Ilmu dan Kebesaran Allah.
"Allah Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah." (Surat al-Mulk: 3-4)


www.harunyahya.com/indo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar