Ukhuwah Islamiyah
Saudaraku sahabat ulul albab yang pantas dimuliakan oleh Allah SWT, dalam kesempatan kali ini kami akan membahas sedikit tentang Ukhuwah Islamiyah.
Ukhuwah Islamiyah adalah persaudaraan sesama umat muslim. Sebuah persaudaraan yang maha dasyat, yang tidak dimiliki oleh mereka yang tidak mengharap keridhaan Allah.
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin.”(Q.S. At – taubah:128)
Rosulullah bersabda “Bukan dari golongan kami orang yang tidur dalam keadaan kenyang sementara tetangganya kelaparan.”
Tingkatan Ukhuwah seperti keimanan seseorang, Ukhuwah Islamiyah ini pun bertingkat – tingkat.
a.Salamatus Sadr
Adalah tingkatan ukhuwah paling rendah, yang dapat diartikan berlapang dada terhadap sesama umat muslim, jauh dari sifat iri, dan dengki. Turut bahagia jika saudaranya mendapat nikmat, dan ikut bersedih saat saudaranya mendapat musibah.
b.Itsar
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung.”(Q.S. Al hasyr:9)
Itsar ini merupakan puncak dari Ukhuwah. Yang mempunyai pengertiaan mendahulukan saudaranya walaupun sebenarnya dirinya sangat lebih memutuhkan, sifat inilah yang sampai saat ini semakin tersisih.
Di saat manusia larut dalam kecintaan dunia, kikir, egois, individualis, bahkan hedois, yang penting senang walaupun membuat derita orang lain. Coba kita tengok kembali lembaran – lembaran sejarah yang telah terukir umat muslim pada zaman Rosulullah.
1.Kisah Abu Thalhah dan Istrinya
Dalam Hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah ra “Sepasang suami istri yang memenuhi perintah Rosulullah untuk memberikan makanan musafir tang kelaparan itu. Adalah Abu Thalahah dan Ummu Sulaim( Rumasha ) binti Milhan. Mereka sendiri malam itu segera menidurkan anak – anak mereka yang lapar, kemudian lampu dimatikan, dan berpura – pura makan agar tamu mereka makan dengan tenang. Padahal yang sedang disantap oleh tamu mereka adalah satu porsi terakhir yang mereka miliki hari itu.
Mereka mendahulukan saudara mereka- Itsar-.Walaupun mereka sendiri dalam keadaan lapar. Ketika keesokan harinya Rosulullah bertemu dengan mereka, kemudian Beliau bersabda “ Sungguh Allah sangat gembira menyaksikan perbuatan anda berdua.”
2.Kemenagan atas Persi
Suatu ketika Umat Muslim hendak bertarung melawan negeri Persi, Negeri yang sangat kuat.
Pasukan menyebrangi sebuah sungai, saat menyeberangi sungai tersebut ada salah satu Sahabat yang bejananya terjatuh dan hanyut dalam sungai tersebut. Kemudian tanpa ada komando pasukan umat muslim terjun kedalam sungai tersebut untuk mengambilkan bejana sahabat tadi.
Pasukan Persi yang melihat dari kejauhan berteriak “Pasukan kehilangan satu benda yang amat kecil mereka bersatu untuk menolongnya, apabila kita membunuh salah satu dari mereka, apa yang akan terjadi pada kita?”
Akhirnya pasukan memenangkan peperangan tanpa perlawanan.
3.Masuk Surga dengan seteguk air
Ketika perang Yarmuk, perang melawan Romawi( Bizantium ). Pasukan Muslim yang hanya berjumlah 45.000, sedangkan pasukan musuh 240.000 pasukan, pasukan Muslim dipimpin oleh Kholid bin Walid (Pedang yang Terhunus).
Setelah perang usai dimedan pertempuran nampak pejuang tergeletak. Adalah Ikrimah bin Abu Jahal, (lebih dari 70 luka disekujur tubuhnya ), Al Harits bin Hisyam (Paman Ikrimah), dan Ayyasy bin Abi Rabi’ah (dalam riwayat lain Suhail binn Amru).
Datanglah seorang yang membawakan secawan air untuk mereka. Saat Al Harits hedak minum ia melihat keponakannya sedang kehausan, ia berkata “bawakan air ini kepadanya, ia lebih membutuhkan dari pada aku”. Air beralih ke Ikrimah. Saat ia hendak meneguknya ia melihat Ayyasy terlika parah. Ia pun berkata “bawakan air ini kepadanya, ia lebih membutuhkannya dari pada aku”. Air pun beralih ke Ayyasy. Belum sempat ia meneguknya, Allah menetapkannya mati Syahid, demikian pula Al Harits dan Ikrimah, ketiganya telah ditetapkan sebagai Syuhada.
Subhanallah, Walhamdulillah, Walaillahailallah, Wallahu Akbar,
Sunguh sebuah Suri Tauladan yang amat agung yang dapat kita ambil. Mereka saling menyayangi, mereka saling mengasihi, mereka saling berkorban antara saudara yang satu dengan saudara yang lain. Karena dibenak mereka telah terpatri dalam jiwanya rasa persaudaraan, rasa saling menyayangi. Maka tak heran apabila merekapun rela mengorbankan hidupnya demi saudaranya.
Suri Tauladan yang mampu menggetarkan jiwa, membuat air mata berlinang bagi setiap mereka yang mendengarnya. Begitu indah Persaudaraan diantara mereka, Itsar merupakan belahan jiwanya, Akhlak merupakan pakaianya.
Namun saudaraku kita lihat zaman ini, umat Muslim terpecah belah diatas kebenaran, mereka saling caci maki, menganggap golongannya lebih tinggi dari yang lain, bahkan tak sedikit mereka yang menghalalkan darah saudaranya sendiri.
Bila kita lihat umat Muslim saat ini sunguh jauh dari zaman Rosulullah, saat ini umat Muslim disibukkan dengan bingkai – bingkai perdebatan, yang sungguh hanya akan membuat semakin dalam jurang pemisah umat Muslim ini.
Watsilah bin Al – Asqa meriwayatkan, Rosulullah bersabda “Tinggalkan dan hindari percecokan! Aku adalah penjamin tiga istana di Surga: Di pinggir, di tengah, dan dibagian atas Surga bagi orang yang meninggalkan pedebatan, meskipun dia benar. Tinggalkanlah perdebatan! Karena larangan Tuhanku yang pertama setelah menyembah berhala adalah perdebatan”( HR. Ath Thabarani ).
Wahai saudaraku ingatlah bila kita ingin menjatuhkan sebuah tongkat, yang sebenarnya sangat rapuh, namun kita menjatuhkannya daengan orang banyak dan belawanan arah, maka sampai kapan kayu itu akan terjatuh???
Oleh karena itu saudaraku malai saat ini marilah kita satukan arah, satukan langkah, tinggalkan pedebatan, buang perselisihan. Dan besama -sama kita eratkan Ukhuwah Islamiyah, Kita ikat dengan erat rasa persaudaraan diantara kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar