Penyembelihan Hewan Tanpa Pembiusan adalah Lebih Baik
“Dan diantara hewan-hewan ternak itu sebagiannya menjadi sarana pengangkut dan yang lainnya untuk disembelih, makanlah dari rezeki yang dikaruniakan Allah kepada kalian dan jangan kalian ikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian”
(Al An’am : 142)
Cara penyembelihan dimata islam disbanding dengan metode barat manakah yang lebih kejam?
“Syari’at islam memang tidak manusiawi !!” begitu tuduhan yang selalu dilontarkan oleh orang barat, yahudi dan nasrani, karena setiap tahun masyarakat islam merayakan ibadah kurban dipersembahkan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Hewan yang dikurbankan : sapi, kambing, domba dan unta. Dan hewan kurba itu disembelih secara ramai-ramai.
Orang yahudi mengatakan : “Islam tidak manusiawi, suka berbuat kejam..!! hewan ternak disembelih secara ramai-ramai. Ternak tidak berdaya, hanya bisa meronta-ronta menggeram kesakitan”. Dan dari orang yahudi menyimpulkan bahwa menurut mereka kita ingin mengkonsumsi daging ternak dengan cara baik dengan tidak menyiksanya, tidak menganiaya dengan cara disembelih setelah tidak sadar. Cara itu yang mereka pikir baik, karena hewan tidak meronta-ronta, tidak tampak kesakitan dan tidak tampak teraniaya, karena telah pingsan.
Padahal sabda Rasulullah Saw : “Sesungguhnya Allah menetapkan kebaikan (ihsan) pada segala sesuatu, maka jika kalian membunuh hendaklah kalian berbuat ihsan dalam membunuh, dan apabila kalian menyembelih maka hendaklah berbuat ihsan dalam menyembelih, yaitu hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya agar meringankan binatang yang disembelih”. (HR. Muslim)
Metode penelitian
Sebuah rangkaian penelitian dirancang secara khusus dengan mempergunakan sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa) pada otak kecil sapi-sapi itu dipasang elektroda tertentu (semacam chips super kecil), yang disebut elektro-encephalograph (EEG) dengan menyentuh beberapa titik pada panel rasa sakit di permukaan otak (untuk merekam atau mendeteksi rasa sakit), pada jantung sapi-sapi tersebut dipasang juga elektro-cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung. Selanjutnya sapi dibiarkan beradaptasi selama beberapa minggu dengan alat yang telah dipasang. Setelah masa adaptasi dianggap cukup separuh sapi disembelih secara syari’at islam, yaitu dengan menggunakan pisau yang sangat tajam dan memotong dengan potongan yang dalam pada tiga saluran leher bagian depan atau saluran makanan, nafas, serta dua saluran pembuluh darah. Sebagian lagi disembelih secara metode barat dengan terlebih dahulu dipingsankan menggunakan alat CBP-Sturning, selama penelitian EEG dan ECG pada seluruh ternak dicatat untuk merekam kondisi otak dan jantung selama perlakuan pemingsanan dan penyembelihan.
Hasil Pembahasan
Penyembelihan secara syari’at islam
Pada tiga detik pertama setelah ketiga saluran leher sapi bagian depan terbungkus, tercatat tidak ada perubahan grafik pada EEG. Hal ini berarti pada tiga detik pertama tidak ada indikasi rasa sakit.
Pada tiga detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara gradual atau bertahap. Pada saat tersebut tercatat pula ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.
Setelah enam detik pertama tersebut ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleks gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang. Pada saat tersebut grafik EEG tidak naik, tetapi justru drop sampai ke zero level atau angka nol. Tidak ada rasa sakit sama sekali.
Oleh karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuhnya secara maksimal, maka dihasilkan healthty meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi oleh manusia.
Penyembelihan secara barat
Segera setelah dilakukan proses sturning (pemingsanan) sapi terguyung jatuh dan colaps. Setelah itu sapi tidak bergerak – gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu sapi dapat dengan mudah disembelih, tidak meronta-ronta dan tidak menampakkan kesakitan. Pada saat disembelih darah yang keluar hanya sedikit.
Tercatat adanya kenaikan yang cukup nyata pada grafik EEG segera setelah proses pemingsanan. Hal tersebut mengindikasikan adanya cekaman rasa sakit yang diderita oleh sapi, seperti saat kepalanya dipukul.
Grafik EEG meningkat secara sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa sehingga jantung berhenti berdetak. Akibatnya jantung kehilangan kemampuan untuk menarik darah dari seluruh organ tubuh serta tidak lagi mampu memompanya keluar tubuh.
Oleh karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan un-healthty mead (daging yang tidak sehat, yang tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia). Disebutkan dalam khasanah ilmu dan teknologi daging bahwa timbunan darah yang tidak sempat keluar pada saat ternah disembelih merupakan tempat yang sangat ideal bagi tumbuh kembangnya kuman dan bakteri pembusuk yang merupakan agen utama perusak kualitas daging.
Untuk itu kita patutlah bangga menggunakan cara penyembelihan secara syari’at islam yang dapat menghasilkan daging yang baik dikonsumsi bagi tubuh kita dari pada kita menggunakan cara penyembelihan secara metode barat yang hanya akan membuat daging tidak layak dikonsumsi bagi tubuh kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar